Welcome!

Selamat datang di dalam blog yang disusun oleh Tania Jocelynn, Kelvin Thanaka, Aldrich Zuriel, Marvin Setiawan, dan Nyviro Valentza. Feel free to browse and grab some infos!

Hereditas

HEREDITAS







Istilah-Istilah Genetika
1. Parental (P) : induk/orang tua
2. Filial (F) : keturunan (generasi) yang diperoleh sebagai hasil perkawinan parental.
Keturunan 1 = F1, F2, dst.
3. Dominan : sifat yang muncul pada offspringnya, artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dpt mengalahkan sifat pasangannya.
Gen dominan=gen yang dapat mengalahkan/menutupi gen lain yg adalah pasangan alelnya
4. Resesif : sifat yang tidak muncul pada keturunannya, artinya sifat ini dikalahkan (ditutupi oleh sifat pasangannya)
Gen resesif=gen yang ditutupi oleh gen lain yang merupakan pasangan alelnya.
5. Genotipe : susunan genetik sifat individu – penyebab munculnya sifat pada fenotipe
Cth: T=gen 4 tinggi, t= gen 4 pendek - (tinggi >pendek)
Maka: TT or tt = genotipe, fenotipe: tall
tt = genotipe, fenotipe: short
6. Fenotipe : sifat lahiriah; bentuk luar yang dapat diamati/dilihat
            F = G + E
7. Alel : anggota pasangan gen, punya sifat alternatif sesamanya (gennya pada lokus yang bersesuaian-berdampingan)
Alel dominan=alel yang punya efek fenotip yang sama baik ada di homozigot / heterozigot
8. Homozigot/Homozygous : pasangan kedua alel dengan gen sama
Cth: homozigot dominan=BB, AA, TT
homozigot resesif= bb, aa, tt
9. Heterozigot : pasangan kedua alel dengan gen tidak sama
Cth: Aa, Bb, Tt
10. Pembastaran : perkawinan antara kedua individu yang punya sifat beda.
Hibrida= keturunan hasil penyerbukan silang degan sifat-sifat yang berbeda
Monohibrida=hibrida yg punya 1 sifat beda
Dihibrida= hibrida yg punya 2 sifat beda
trihibrida= hibrida yg punya 3 sifat beda
Polihibrida= hibrida yg punya byk sifat beda
Gamet = sel reproduktif, seprti sel telur/butiran serbuk sari

Mencari Jumlah Gamet
I. Cara dengan sistem garpu:
1. Jika alel pertama bentuknya sama maka diambil 1 saja
    Jika berbeda ambil keduanya.
2. Dempetkan dengan alel berikutnya dengan ketentuan keterangan yg sama dg “1”
Cth:  AA  à gamet= A
AaBB à A dan a berbeda jd ambil ke-2nya & dempetkan dengan B
Gamet: A – B = AB, a – B = aB
 II. 2n  ; n= jumlah alel yang berbeda. Cth: AA= 20=1, AaBb=21 =2

Prinsip genetika menjelaskan mekanisme pemindahan sifat dari orang tua ke keturunan disebut hereditas. Perkawinan menghasilkan keturunan. Proses perkawinan disebut persilangan. Di biologi dipelari di bidang GENETIKA.
GENETIKA: ilmu yg memelajari tentang pewarisan sifat.

Hukum Mendel I: Monohibrida crosses with pea plants – F1xF1
“Prinsip segregasi secara bebas = pemisahan gen secara bebas”
¡  Back Cross (F1x tetua dominant homozigous)
            à untuk mengetahui sifat genetis suatu karakter.
Mis: untuk mengetahui sifat dominan atau resesif suatu tanaman
Cth: Ss x SS à 1 SS dan 1 Ss. Hasil: Smooth dominan terhadap wrinkled
¡  Test Cross (F1  x tetua homozigot resesif)
à utk mengetahui suatu sifat karakter apakah genotif homozigot atau heterozigot dominan (Heterozigositas)
Cth: Ss x ss à 1 Ss dan 1 ss

Prinsip Hereditas Mendel
I. Mendapatkan GALUR MURNI dari 2 karakter tanaman
a. Karakter ke-1 = permukaan benih
(SS x SS à SS / ss x ss à ss)
b.  Karakter ke-2 = warna benih
(YY x YY à YY / yy x yy à yy)
II. Sesama galur murni dalam 1 sifat disilangkan
(SS x ss à Ss), (YY x yy à Yy) : Monohibrida – Mendel I
III. Hasil persilangan dari monohibrid yaitu Ss dan Yy
            (2 sifat beda) disilangkan – Hk. Mendel II

Segregasi
Suatu keadaan ketika tanaman hibrida menurunkan 1 faktor dari masing-masing tetua dan juga mempunyai 2 faktor yg berbeda. Ketika terbentuk gamet ♀ dan ♂ pada pemisahan alel, kemudian mereka teruskan sifat dominan ataupun sifat resesifnya, tetapi tidak keduanya. Sifat tersebut terpisah ketika gamet ♀dan ♂ dibuat. Faktor Mendel disebut alel. Sifat organisme dibedakan dari alelnya yg menggunakan pola fenotipe dan genotipe.

PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
I. Interaksi alel:
-          dominan – resesif,
-          dominan tdk sempurna (Incomplete Dominance),
-          Kodominan (Codominance),
-          alel ganda (variasi 2 atau lebih gen sealel) dan
-          alel letal
II. Interaksi Genetika
-          Atavisme
-          Polimeri
-          Kriptomeri
-          Epistasis vs hipostasis
-          Komplementer

¡  Hasil yang diperoleh berbeda dari hasil Hukum Mendel I dan II
¡  Hukum Mendel I – rasio fenotip = 3: 1,
¡  Hukum Mendel II – rasio fenotip = 9 : 3 : 3 : 1
¡  Fakta: sifat yang diturunkan tidak dapat dianalisis dengan cara Mendel yang sederhana
¡  Terjadi penyimpangan semu Hukum Mendel yaitu akibat dari interaksi antar alel (rasio fenotipe F2) dan genetik (muncul sifat baru akibat “gen”)
¡  Interaksi alel: dominan – resesif, dominan tidak sempurna, kodominan, variasi 2 atau lebih gen sealel (alel ganda) dan alel letal

DOMINAN TDK SEMPURNA  (Incomplete Dominance)
*Alel dominan tdk dpt menutupi alel resesif sepenuhnya*
Akibatnya individu yang heterozigot punya ½ sifat dominan dan ½ sifat resesif.

KODOMINAN (CODOMINANCE)
Terjadi ketika 2 alel suatu gen à hasilkan produk berbeda dengan alel yang 1 tidak dipengaruhi oleh alel lain.
Contoh: 
¡  Pada sapi: RR (sapi wrn merah) kodominan terhadap rr (putih)
             RR x rr à Rr (roan=coklat kemerahan/kekuningan)
¡  Pada bulu ayam: BB (bulu hitam) sedominan terhadap bb (putih)
BB (hitam) x bb (putih) à Bb (bulu biru/blue Andalusia)
ALEL GANDA
¡  Dapat terjadi karena mutasi (perubahan pada struktur molekul DNA yang sifatnya diwariskan pada keturunannya)
¡  Hasil Mutasi à banyak variasi alel dengan 1 gen
Cth:
1. Gen A bermutasi menghasilkan à a1, a2, a3 (@ fenotip berbeda)
¡  Jd gen A ada 4 macam varian A, a1, a2, a3
2. Gen yang mengatur warna rambut kelinci (C)
            * Ada 4 alel: C, cch, ch, c.
            * Urutan dominansi: C > cch > ch > c


ALEL LETAL
¡  Alel yg menyebabkan kematian
¡  Kematian terjadi pada stadium embrio awal/ sampai beberapa waktu setelah dilahirkan
¡  Biasa dalam keadaan HOMOZIGOT
¡  Heterozigot = subletal (dapat hidup sehat sampai dewasa)

ALEL LETAL RESESIF
·         homozigot resesif à mati
·         Heterozigot à normal, tidak memperlihatkan kelainan
Cth: albino pada tumbuhan (gg) dan sapi buldog (dd)
a. Albino pd tumbuhan
    * Alel resesif = gg = tidak dapat memproduksi klorofil
    * Kecambah punya kotiledon putih (albino) – tidak dapat fotosintesis
b. Sapi bulldog
      *  Alel letal resesif pada sapi = bayi sapi mirip anjing bulldog
      * hasil persilangan sapi ras dexter bertubuh pendek – heterozigot

ALEL LETAL DOMINAN
·         HOMOZIGOT DOMINAN à MATI
·         Heterozigot à subletal (dapat hidup sehat hingga dewasa)
Cth: ayam jambul; jambul ayam à karakter gen dominan
dari R. A Fisher (1934), D. C Warren dan F. B Hutt (1936)


INTERAKSI GENETIK
¡  Terjadi bila 2 atau lebih gen mengekspresikan protein enzim yang mengkatalisis langkah-langkah dalam suatu jalur bersama.
¡  Penyebab: AVATISME, POLIMERI, KRIPTOMERI, EPISTASIS, HIPOSTASIS, KOMPLEMENTER
¡  Akibatnya rasio tidak sesuai dengan Hukum Mendel
¡  Tetapi menunjukkan adanya variasi

ATAVISME
¡  Sifat muncul akibat dari interaksi dari beberapa gen.
¡  Cth atavisme: sifat genetis jengger ayam
¡  Dari persilangn Rose (RRpp) x  Pea (rrPP)
¡  F2: 4 bentuk jengger ayam: walnut, rose, pea, single
¡  Penyimpangan karena: muncul sifat baru pada jengger ayam (walnut dan single)

KRIPTOMERI
¡  Sifat gen dominan yg tersembunyi jika berdiri sendiri.
¡  Jika berinteraksi dengan gen dominan lainnya, akan muncul sifat yg tersembunyi tersebut.
¡  Epistasis resesif faktor dominan, dominan tersembunyi ketika berada bersama faktor dominan lain
¡  Sifatnya akan keluar bila bersama gen resesif
¡  Cth: Istri > suami > gadis
Istri (kasar) x suami (kasar); kasarnya suami tertutupi
suami (kasar) x gadis (lembut); kasarnya suami muncul

EPISTASIS dan HIPOSTASIS
¡  Epistasis = gen yg memengaruhi/menghalangi gen lain/menutupi
¡  Hipostasis = gen yg dipengaruhi/dihalangi gen lain


Epistasis
1. Epistasis dominan
*Gen dg alel dominan (P_) yg menutupi gen lain*
à pada gen dengan alel P dan p untuk menentukan warnanya labu.
à Bila ada “(P_)” + K/k maka putih

2. Epsitasis Resesif 
*Gen dengan alel homozigot resesif (pp) yang menutupi”
Ratio Fenotipe = 9 : 3 : 4

3. Epsitasis Dominan Rangkap 
* ≥ 2 Gen dengan alel dominan (A_ dan B_) yang menutupi à muncul 1 fenotipe*
Gen A_ dan B_ à biji segitiga
Ratio Fenotipe = 15 : 1

POLIMERI
¡  Bersifat : kumulatif (saling menambah)
¡  Terjadi ketika: interaksi antara 2 gen / lebih = gen ganda
¡  Gen ganda à menumbuhkan suatu sifat akibat kumulatif kerja sama banyak gen
¡  Cth : persilangan pada biji gandum (biji merah x biji putih)

KOMPLEMENTER (Resesif duplikat)
¡  Interaksi beberapa gen yang saling melengkapi
¡  Jika terdapat 2 gen dominan maka sifat fenotip muncul



Kesimpulan
¡  Perkawinan Monohibrid
            rasio fenotip = 3 : 1 (Halus : kisut)/ (kuning : hijau)/ (merah:putih)
            rasio genotip = 1 : 2 :1 (SS : Ss : ss) / (Mm : Mm : mm)
¡  Perkawinan Dihibrid
            Rasio fenotip = 9 : 3 : 3 : 1     
¡  Hibridisasi Dominan tdk sempurna
misalkan pada monohibrid warna bunga (Merah dengan putih – MM x mm à Mm)
            Rasio fenotipe = 1 : 2 : 1 (Merah : pink : putih)
            Rasio genotipe = 1 : 2 : 1 (MM : Mm : mm)
¡  Hibridisasi Kodominan
misalkan pada monohibrid warna bunga (Merah dengan putih – MM x mm à Mm)
            RR x rr à Rr (roan=coklat kemerahan/kekuningan)
            BB (hitam) x bb (putih) à Bb (bulu biru/blue Andalusia)
Rasio genotipe = 1 : 2 : 1 (MM : Mm : mm)
Rasio fenotipe = 1 : 2 : 1 (Merah : Roan : putih)
                                    = 1 : 2 : 1 (Hitam : Bulu Biru : Putih)
¡  Interaksi gen / atavisme
            Rasio fenotipe = 9 : 3 : 3 : 1 (walnut:rose:pea:bilah/single)
¡  Epsitasis Dominan
            Rasio fenotipe = 12 : 3 : 1 ; [12 dari (9+3)]
¡  Epsitasis Gen Dominan Rangkap (A_ dan B_)
            Ratio fenotipe = 15 : 1  ; [15 sari (9+3+3)]
¡  Epistasis Resesif
            Rasio fenotipe = 9 : 3 :4
¡  Kriptomeri [B (asam) > A (anthosianin) > b (basa)]
            Rasio fenotipe = 9 : 3 : 4 (ungu: merah:putih);
            aa= (-) anthosianin
¡  Polimeri (gen rangkap)
            Rasio fenotipe = 15 : 1 [merah:putih (m1m1m2m2)] – utk 1 karakter
¡  Gen komplementer (C_ dan P_ à Ungu)
            Rasio fenotipe = 9 : 7
            Normal-bisu tuli, bunga ungu- putih

5 komentar:

  1. Kita mempelajari pola-pola hereditas untuk mengetahui pewarisan sifat sehingga kita dapat memperkirakan kemungkinan sifat anak ditinjau dari sifat induknya. Ilmu pewarisan sifat ini banyak dipakai dalam bidang kedokteran khususnya, untuk mendeteksi suatu penyakit dengan melihat keadaan/ sifat/ penyakit yang mungkin diturunkan dari silsilah keluarganya. Ilmu ini juga dipakai dalam bidang pertanian untuk menaikkan mutu tanaman. Misalnya menyilangkan mangga yang manis besar dengan kecut kecil, untuk mendapatkan lebih banyak mangga yang manis besar. Persilangan sifat dibagi menjadi dua yaitu monohibrid (satu variabel) dan didhibrid (lebih dari satu variabel). Penemu hukum pewarisan sifat adalah Gregor Mendel, saat beliau meneliti penurunan sifat kacang kapri. -Tania J-

    BalasHapus
  2. Hereditas.. Bab yang sangat banyak, tebal, ribet, dan sangat banyak hafalannya. Sangat banyak penyimpangan dan pola-polanya mengenai persilangan-persilangan. Banyak yang harus dihafal teori-teorinya. Ada juga penyakit-penyakit genetik manusia akibat penyilangan yang error dan keturunan. Pokoknya bab ini bahannya sangat banyak. - Aldrich Zuriel

    BalasHapus
  3. Bab kelima ini mempelajari pola – pola hereditas. Bab ini yang paling banyak bahan. Sulit sekali untuk memahami bab ini. Di bab ini kita mempelajari tentang persilangan – persilangan. Mempelajari tentnag kemungkinan kemungkinan yang terjadi. Di bab ini lebih banyak hitung-hitungan presentase di bandingkan dengan bab – bab yang lainnya. Dengan bab ini saya menjadi mengerti mengapa dapat terjadi penyakit – penyakit seperti polidaktili, brakidaktili, dan juga albino. Ternyata dengan kemungkinan – kemungkinan kita dapat mengetahui atau menerka wujud yang belum lahir. Dan ketika terjadi kecacatan kita dapat mengetahui penyebabnya, sehingga tidak perlu menyalahkan orang lain apalagi Tuhan. - Kelvin Thanaka

    BalasHapus
  4. Setelah saya mempelajari serta mengerti mengenai bab 5 yaitu mengenai hereditas saya jadi tahu bahwa bab ini adalah salah satu bab tersulit selama saya mempelajari biologi hingga saat ini. Hereditas mempeljari mengenai perkawinan ataupun persilangan antara makhluk hidup hingga pada akhirnya menghasilkan keturunan yang memiliki sifat sama ataupun mirip dengan induknya. Di dalam bab ini saya juga mempelajari mengenai perhitungan hereditas serta kita dapat menduga jika seorang A menikah atau melakukan persilangan dengan B, maka akan menghasilkan keturunan yang seperti apa, kira kira hal seperti itulah yang saya pelajari dalam bab ini. - Marvin Setiawan

    BalasHapus
  5. dalam bab pola hereditas, saya mempelajari banyak hal. saya jadi tahu kemungkina-kemungkinan yang terjadi dalam hidup kita. saya belajar bahwa semua kemungkinan itu mungkin.dalam bab ini diajarkan segala jenis kemungkinan dalam genetika dan penyakit menurun dsb. namun demikian, semua kemungkinan yang terjadi tidak terlepas dari tangan Tuhan yang mengatur semuanya. peluang selalu ada, kemungkinan muncul sesaat.

    BalasHapus